:: Khasiat Dua Serangkai FOS Dan GOS ::

9 Sumber Zat Besi untuk WanitaKhasiat Dua Serangkai FOS Dan GOSCNI DC715 Ibarat pupuk, FOS dan GOS menyuburkan pertumbuhan bakteri “baik” dalam tubuh manusia. Istilah FOS dan GOS pada kemasan makanan belakangan menjadi semacam nilai tambah. Memang, studi klinis membuktikan perpaduan dua unsur tersebut mampu menggiatkan perkembangbiakan mikroflora (bakteri) yang menguntungkan di saluran cerna. Keuntungannya bagi kita, kehadiran bakteri baik membuat penyerapan makanan menjadi lebih optimal. Itulah makanya bahan-bahan ini digolongkan sebagai prebiotik. Perpaduan FOS(frukto-oligosakarida) dan GOS (galakto-oligosakarida) juga secara efektif dapat memperkuat daya tahan tubuh secara alami. Singkatnya, dengan mengonsumsi FOS dan GOS tubuh akan menjadi lebih sehat.

Tapi di mana kita bisa mendapatkan semua itu? Sayang di Indonesia produk-produk makanan kemasan yang mengandung FOS dan GOS belum banyak tersedia di pasaran. Padahal di beberapa negara, sebut saja Selandia Baru dan Australia, produk biskuit, mentega, cokelat, wafer, dan lainnya sudah banyak yang diolah sedemikian rupa sehingga mengandung FOS dan GOS.

Namun tak perlu terlalu kecewa, karena beberapa makanan tradisional Indonesia ternyata mengandung dua unsur itu. Sebut saja tempe, tape ketan, tape singkong, brem cair, tauco dan acar. Sedangkan secara alami FOS banyak terdapat di dalam buah dan sayuran. Misalnya bawang merah, bawang putih, gandum dan pisang. Sedangkan, GOS secara alamiah ditemukan pada kacang kedelai dan dapat disintesis dari laktosa (gula susu).

Hanya saja agar efektif, pengolahan makanan yang mengandung FOS, seperti bawang merah, bawang putih, dan gandum, harus dilakukan dengan cara fermentasi. Kandungan FOS dan GOS juga bisa hilang jika makanan sudah terlalu lama atau cara penyimpanannya tidak aik.

Mengenai berapa porsi FOS dan GOS yang perlu dikonsumsi per hari agar memberi manfaat fisiologis, belum diketahui secara pasti. Sebab, masih sedikit sekali penelitian mendalam mengenai itu. Meskipun begitu, beberapa peneliti menyarankan dosis efektif minimum. Agar dapat memberikan manfaat fisiologis sebaiknya dikonsumsi per hari lebih dari 10 8-10 koloni. Ini artinya, efektif prebiotik untuk anak-anak adalah sekitar 1-3 gram per hari dan 5-15 gram per hari untuk orang dewasa.

Penelitian juga telah menunjukkan, pada orang yang gemar makan sayur (yang banyak mengandung FOS), populasi bakteri “jahat” dalam fesesnya akan lebih rendah ketimbang orang yang banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi protein serta rendah serat.

Berikut manfaat FOS/GOS selengkapnya:
• Meningkatkan jumlah bakteri positif dalam tubuh, seperti Bifidusbacterium dan Laktobacillus.
• Menekan pertumbuhan bakteri patogen (yang merugikan).
• Meningkatkan daya tahan saluran cerna.
• Mencegah sembelit dan membuat penyerapan makanan menjadi lebih baik.

Berdasarkan eksperimen terhadap hewan percobaan, FOS terbukti dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes dan menekan peningkatan kadar kolesterol.

ASI Mengandung FOS dan GOS
ASI terbukti, lagi-lagi, merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Pasalnya, usus bayi yang minum ASI akan didominasi mikroflora yang “baik”, karena di dalam ASI banyak terkandung kolostrum yang merupakan prebiotik (oligosakharida N-acetyl glucosamine). Oligosakarida pada ASI mencapai 10-12 gram per liter. Dengan didominasi kuman “baik” maka pertumbuhan bakteri “jahat” di saluran cerna bayi akan ditekan sehingga kejadian infeksi dapat dicegah. Pada kenyataannya bayi yang minum ASI memang akan jauh lebih jarang sakit ketimbang bayi yang minum susu botol.

Setelah bayi disapih secara perlahan-lahan jumlah bakteri “baik” dalam usus akan menurun. Maka itu dianjurkan si kecil diberi susu formula lanjutan yang ditambah prebiotik FOS dan GOS atau makanan yang banyak mengandung zat gizi lainnya seperti jus buah, sereal atau pangan olahan susu lainnya.

Bagaimana dengan makanan tradisional yang banyak mengandung FOS dan GOS? Khusus bagi anak-anak tidak dianjurkan untuk diberi makanan seperti tape ketan, tape singkong, acar dan sejenisnya. Walaupun makanan tersebut baik untuk pencernaan namun masih terlalu dini bagi anak untuk dikenalkan dengan pangan yang difermentasi.

Leave a comment